Selasa, 04 Oktober 2011

MAKALAH IMPLEMENTASI BELAJAR MENGAJAR

Disusun oleh: Radyvia Sumareangin

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Kuasa, karena atas berkat, pertolongan dan petunjuknya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan malakah ini, dan juga tidak lupa kepada Dosen mata kuliah Strategi Pembelajaran Kimia.
Penulis sadar Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran, kritik, dan masukan yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya besar harapan penulis kiranya makalah ini dapat membantu teman-teman sekalian dalam memahami materi implementasi belajar mengajar.



Penulis













IMPLEMENTASI BELAJAR MENGAJAR

Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan belajar terarah sesuai dengan tujuan pendidikan. Pengawasan itu turut menentukan lingkungan itu mmembantu kegiatan belajar. Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang menantang dan merangsang para siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan serta mencapai tujuan yang diharapkan. Salah satu factor yang mendukung kondisi balajar di dalam suatu kelas adalah job description proses belajar mengajar yang berisi serangkaian pengertian peristiwa belajar yang dilakukan oleh kelompok-kelompok siswa. Sehubungan dengan hal ini, job description guru dalam implementasi proses belajar mengajar adalah:
1.      Perencanaan instruksional, yaitu alat atau media untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan organisasi belajar.
2.      Organisasi belajar yang merupakan usaha menciptakan wadah dan fasilitas-fasilitas atau lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan yang mengandung kemungkinan terciptanya proses balajar mengajar.
3.      Menggerakan anak didik yang merupakan usaha memancing,membangkitkan, dan menarahkan motivasi belajar siswa. Penggerak atau motivasi disini pada dasarnya mempunyai makna lebih dari pemerintah, mengarahkan mengaktualkan, dan memimpin.
4.      Supervise dan pengawasan, yakni usaha mengawasi, menunjang, membantu, menugaskan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan perencanaan instruksional yang telah didesain sebelumnya.
5.      Penelitian yang lebih bersifat penafsiran (assasment) yang mengandung pengertian yang lebih luas dibanding  dengan pengukuran atau evaluasi pendidikan.

Berbagai upaya diusahakan untuk menganalisis proses pengelolaan belajar mengajar ke dalam unsure-unsur komponennya. Komponen-komponen tersebut meliputi:
a.      Merencanakan, yaitu mempelajari masa mendatang dan menyusun rencana kerja.
b.      Mengorganisasi, yakni membuat organisasi, usaha, manager, tenaga kerja dan bahan.
c.       Pengkoordinasikan, yaitu menyatukan dan mengkorelasikan semua kegiatan.
d.      Mengawasi, memeriksa agar segala sesuatu dikerjakan sesuai dengan peraturan yang digariskan dan instruksi-instruksi yang diberikan.

Tahap-tahap pengelolaan dan pelaksanaan proses belajar mengajar dapat diperinci sebagai berikut:
1.    Perencanaan
a.      Menetapkan apa yang mau dilakukan,kapan dan bagaimana cara melakukannya.
b.      Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui proses penentuan target.
c.       Mengembangkan alternative-alternatif.
d.      Mengumpulkan dan menganalisis informasi.
e.      Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-keputusan.
2.    Pengorganisasian
a.      Menyediakan fasilitas, perlengkapan, dan tenaga kerja yang diperlukan untuk menyusun kerangka yang efisien dalam melaksanakan rencana-rencana melalui suatu proses penetapan kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan.
b.      Pengelompokan komponen kerja kedalam struktur organisasi secara teratur.
c.       Membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi.
d.      Merumuskan, menetapkan metode, dan prosedur.
e.      Memilih, mengadakan latihan dan pendidikan tenaga kerja serta mencari sumber lain yang diperlukan.
3.    Pengarahan
a.      Menyusun kerangka waktu dan biaya secara terperinci
b.      Memprakasai dan menampilkan kepemimpinan dalam melaksanakan rencana dan pengambilan keputusan.
c.       Mengeluarkan instruksi-instruksi yang spesifik.
d.      Membimbing, memotivasi dan melakukan supervisi.
4.    Pengawasan 
a.      Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan, dibandingkan dengan rencana.
b.      Melaporkan penyimpanan untuk tindakan koreksi dan merumuskan tindakan koreksi, menyusun standar-standar dan saran-saran.
c.       Menilai pekerjaan dan melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan-panyimpangan.
Ada dua jenis belajar yang perlu dibedakan, yakni:
1)      Belajar konsep, lebih menekankan hasil belajar kepada pemahaman fakta dan pinsip, banyak bergantung pada apa yang diajarkan guru, yakni bahan atau isi pelajaran, dan lebih bersifat kognitif.
2)      Belajar proses atau keterampilan proses, lebih ditekankan pada masalah bagaimana bahan pelajaran itu diajarkan dan dipelajari.

Ciri-ciri belajar konsep dan belajar keterampilan proses, yaitu:
a.      Menekankan pentingnya makna belajar untuk mencapai hasil belajar yang memadai.
b.      Menekankan pentingnya keterlibatan siswa didalam proses belajar.
c.       Menekankan bahwa belajar adalah proses dua arah yang dapat dicapai oleh anak didik.
d.      Menekankan hasil belajar secara tuntas dan utuh.
Cara belajar aktif tidak bisa dipertentangkan dengan cara belajar siswa tidak aktif. Yang dapat dikemukakan adalah terdapat kegiatan belajar yang mempunyai kadar keaktifan siswa yang tinggi, dan ada kegiatan belajar dengan keaktifan siswa yang rendah. Tidak ada kegiatan belajar dengan kadar keaktifan nol. Cara belajar siswa aktif tidak selamanya berorientasi keterampilan, tetapi juga bisa terjadi waktu siswa mempelajari konsep, fakta, dan prinsip. Bisa juga belajar keterampilan proses terjadi dengan kadar keaktifan siswa rendah. Belajar konsep dengan dengan kadar keaktifan siswa rendah cenderung memperlihatkan modus belajar mengajar yang lebih ekpositori, sedangkan belajar keterampilan proses dengan kadar keaktifan siswa tinggi cenderung bermodus discovery.
Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang ikut menentukan keberhasilan, yakni pengaturan proses belajar mengajar, dan pengajaran itu sendiri, dan keduanya mempunyai saling ketergantungan satu sama lain. Kemampuan mengatur proses belajar mengajar yang baik, akan menciptakan situasi yang memungkinkan anak belajar, sehingga merupakan titik awal keberhasilan pengajaran. Siswa dapat belajar dalam suasana wajar, tanpa tekanan dan dalam kondisi yang merangsang untuk belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa memerlukan sesuatu yang memungkinkan dia berkomunikasi secara baik dengan guru, teman, maupun dengan lingkungannya. Kebutuhan akan bimbingan, bantuan, dan perhatian guru yang berbeda untuk setiap individu siswa.
Untuk menciptakan suasana yang menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan prestasi belajar siswa, mereka memerlukan pengorganisasian proses belajar yang baik. Proses belajar mengajar merupakan suatu rentetan kegiatan guru menumbuhkan organisasi proses belajar mengajar yang efektif, yang meliputi: tujuan pengajaran, pengaturan penggunaan waktu luang, pengaturan ruang dan alat perlengkapan pelajaran dikelas, serta pengelompokan siswa dalam belajar.
Tujuan pengajaran merupakan pangkal tolak keberhasilan dalam pengajaran. Makin jelas rumusan tujuan makin mudah menyusun rencana dan mengimplementasikan kegiatan belajar mengajar dengan bimbingan guru. Dalam perumusan tujuan instruksional khusus perlu dipertimbangkan hal-hal:


a.      Kemampuan dan nilai-nilai apa yang ingin dikembangkanpada diri siswa.
b.      Bagaimana cara mencapai tujuan itu secara bertahap atau sekaligus.
c.       Apakah perlu menekankan aspek-aspek tertentu.
d.      Seberapa jauh tujuan itu dapat memenuhi kebutuhan perkembangan siswa.
e.      Apakah waktu yang tersedia cukup untuk mencapai tujuan-tujuan itu.
Selanjutnya berkenan dengan waktu yang tersedia untuk setiap pelajaran per semester, pertahun,sangat terbatas. Karena itu diperlukan pengaturan waktu,diharapkan siswa melakukan berbagai kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pengajaran. Waktu yang tersedia bisa dirasakan lama dan sumber kebosanan buat anak dalam belajar. Sebaliknya, bisa juga dirasakan singkat bila diisi dengan kegiatan-kegiatan yang menggairahkan siswa dalam belajar. Waktu yang tersedia hendaknya diisi dengan aktivitas bermakna dan dapat memberikan hasil belajar produktif selain menggairahkan.
Dalam pengaturan ruang belajar perlu diperhatikan:
a.      Ukuran dan bentuk kelas
b.      Bentuk serta ukuran bangku dan meja siswa.
c.       Jumlah siswa dalam kelas
d.      Jumlah siswa dalam tiap kelompok
e.      Jumlah kelompok dalam kelas
f.        Komposisi siswa dalam kelompok, yang pandai, yang kurang pandai, jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Agar kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan cara belajar siswa, diperlukan pengelompokan siswa dalam belajar. Dalam penyusunan anggota kelompok perlu pertimbangan antara lain:
a.      Kegiatan belajar apa yang akan dilaksanakan.
b.      Siapa yang akan menyusun anggota kelompok, guru,siswa,atau guru dan siswa bersam-sama.
c.       Atas dasar apa kelompok itu disusun.
d.      Apakah kelompok itu selalu tetap atau berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan cara balajar.
Untuk mewujudkan suasana belajar dimana siswa menjadi pusat kegiatan belajar atau kegiatan siswa aktif, organisasi,kursi,dan alat-alat lain harus mudah dipindah-pindahkan untuk kepentingan kerja kelompok. Ruangan dan fasilitas yang tersedia perlu diatur untuk melayani kegiatan belajar. Ruang gerak guru dalam organisasi proses belajar mengajar tidak terbatas. Kegiatan mengarahkan, menjelaskan, memberikan jawaban spontan, serta memberikan umpan balik,merupakan kegiatan guru untuk memenuhi kebutuhan siswa yang beraneka ragam.

Pengelompokan siswa dapat dibedakan ke dalam tiga jenis, yaitu:
a.      Menurut kesenangan berteman
Kelas dibagi kedalam beberapa kelompok siswa yang disusun atas keakraban antar siswa. Kelompok terdiri atas sejumlah siswa yang menurut mereka kawan-kawan dekat. Mereka duduk mengelilingi meja yang disusun berhadapan. Dalam pengelompokan ini setiap siswa mempelajari atau melakukan kegiatan yang sama.
b.      Menurut kemampuan
Untuk memudahkan pelayanan guru, siswa-siswa dikelompokan menjadi kelompok cerdas, sedang, menengah, dan kelompok siswa yang lambat dan pengelompokan ini dapat diubah sewaktu-waktu sejalan dengan perkembangan kemampuan individual siswa dalam mempelajari mata pelajaran.
c.       Menurut minat
Suatu ketika ada siswa yang senang menulis, menggambar, sementara siswa yang lain lagi senang ilmu social, ilmu alam, atau matematika. Para anak didik dikelompokan atas dasar kegiatan yang sama. Siswa yang melakukan aktivitas belajar yang sama, dikelompokan. Dalam hal ini guru mengamati tiap siswa disamping memberi dorongan untuk berpindah dari suatu kegiatan ke kegiatan yang lain.

Perlu diketahui bahwa proses belajar yang bermakna adalah proses belajar yang melibatkan berbagai aktivitas para siswa. Untuk itu guru harus berupaya untuk mengaktifkan kegiatan belajar tersebut, misalnya melalui karyawisata,atau melalui seminar.

















DAFTAR PUSTAKA
Ø Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drsaswan Zain,stategi belajar mengajar,Rineka                    Cipta, Jakarta,cet.4,2010.hal 29-36