Minggu, 20 November 2011

Perkembangan Aktivitas Ensim

I.             Tujuan

  Mengamati  perkembangan aktivitas enzim

II.          Dasar Teori
Enzim  sangat penting dalam kehidupan, karena semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Jika tidak ada enzim atau aktivitas enzim terganggu maka reaksi  metabolisme sel akan terhambat sehingga pertumbuhan sel juga terganggu. Enzim mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel. Walaupun enzim dibuat di dalam sel, tetapi untuk bertindak sebagai katalis tidak harus berada di dalam sel. Reaksi yang dikendalikan oleh enzim antara lain ialah respirasi, pertumbuhan dan perkembangan, kontraksi otot, fotosintesis, fiksasi, nitrogen, dan pencernaan. Secara garis besar sumber enzim dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu hewan, tanaman dan mikroba.
Aktivitas enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu suhu; pH dan keasaman; konsentrasi substrat, enzim, dan kofaktor; inhibitor enzim; serta toksik enzim. Karena enzim adalah protein, maka enzim dalam pakan yang rentan terdenaturasi atau rusak oleh enzim pencernaan atau sesuatu yang dapat mengubah struktur enzim terutama suhu panas. Umumnya enzim mengalami denaturasi pada suhu diatas 50oC. Walaupun demikian ada beberapa enzim yang tahan terhadap suhu tinggi, misalnya taka-diastase dan tripsin.
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter (Gaman dan Sherrington, 1992).
        Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawa intermediet melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama. Enzim bekerja di dalam sel dan hanya sebagian kecil yang bekerja di luar sel. Enzim yang bekerja di dalam sel disebut enzim intraseluler, misalnya enzim katalase yang berfungsi memecah senyawa-senyawa berbahaya. Sementara enzim yang bekerja di luar sel, disebut enzim ekstraseluler. Enzim-enzim tersebut mengendalikan reaksi biokimia, seperti respirasi, pertumbuhan, perkecambahan, fotosintesis, pencernaan, dan lain-lain.

III.             Alat dan Bahan
·         Tabung reaksi
·         Gelas kimia
·         Erlenmeyer
·         Gelas ukur
·         Pipet tetes
·         Kain kasa
·         Larutan CH3COOH
·         Larutan patih
·         Larutan I2
·         Kacang tanah
·         Pasir

IV.             Prosedur Kerja
1.      Biji kacang tanah disiapkan, dan direndam dalam air selama 36,34,12, dan 1 jam sebelum percobaan.
2.      Masing – masing ditempatkan pada wadah yang terpisah dan di beri label, setelah direndam, kulitnya di buang.
3.      Diambil ± 50 gr biji kacang, dihancurkan menggunakan mortar dengan ditambahkan pasir. Di tambahkan ± 100 ml buffer asetat 0,1 M. disaring menggunakan kain kasa. Filtrate ditampung pada gelas kimia.
4.      Dibuat larutan patih 1 %. 5 ml larutan patih diambil, kemudian 1 ml filtrate dimasukkan kedalamnya.
5.      Perlakuan pada langkah 4 diatas diulangi sebanyak 3 kali, kemudian masing – masing ditempatkan pada tabung reaksi yang terpisah. Dibiarkan 0 menit. 3 menit, 15 menit dan 30 menit.
6.      Kedalam masing – masing tabung ditambahkan 1 tetes pereaksi I2 0,1 N.
7.      Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.


V.                Data Hasil Percobaan

Larutan I2à berwarna orange
Larutan CH3COOH àberwarna bening
Larutan patià berwarna putih keruh
Filtrate kacang + pasir + CH3COOH  à berwarna putih keruh                ( 1 jam )
Filtrate kacang + pasir + CH3COOH  à berwarna putih keruh              ( 12 jam )
Filtrate kacang + pasir + CH3COOH  à berwarna putih, lebih keruh    ( 24 jam )
Filtrate kacang + pasir + CH3COOH  à berwarna putih,lebih keruh     ( 36 jam )

Filtrate + 5 ml larutan pati
Jam
0 menit
3 menit
15 menit
30 menit
1
Bening,endapan putih
Bening,endapan putih
Bening,endapan putih
Bening,endapan putih
12
Bening,endapan putih
Bening,endapan putih
Bening,endapan putih
Bening,endapan putih
24
Bening,endapan putih
Bening,endapan putih
Bening,endapan putih
Bening,endapan putih
36
Bening,endapan putih
Bening,endapan putih
Bening,endapan putih
Bening,endapan putih

Filtrate + 5 ml larutan pati + larutan I2 berlebih
jam
0 menit
3 menit
15 menit
30 menit
1
Warna biru ungu
Warna biru ungu
Warna biru ungu
Warna biru ungu
12
Warna biru ungu
Warna biru ungu
Warna biru ungu
Warna biru ungu
24
Warna biru ungu pekat
Warna biru ungu pekat
Warna biru ungu pekat
Warna biru ungu pekat
36
Warna biru ungu pekat
Warna biru ungu pekat
Warna biru ungu pekat
Warna biru ungu pekat


VI.             Pembahasan
Dari percobaan ini, pertama-tama kacang yang sudah disiapkan diletakkan pada 4 tempat yang berbeda dengan ukuran masing-masing ± 50 gr biji kacang. Kemudian, dihancurkan dengan menggunakan mortar dan ditambahkan pasir. kemudian di tambahkan ± 100 ml buffer asetat 0,1 M, dan disaring menggunakan kain kasa. Setelah menghasilkan Filtrate maka, filtrate yang ada ditampung pada gelas kimia. Dan ditambahkan 5ml larutan pati. Kemudian ditempatkan pada tabung reaksi yang terpisah, dan dibiarkan selama 0, 3, 15, dan 30 menit.
Pada percobaan ini, kacang yang sudah direndam selama 1, 12, 24, dan 36 jam ketika dibiarkan pada menit ke- 0, 3, 15, dan 30 menit warnanya tidak berubah. Yaitu, berwarna bening dan terdapat endapan putih. Tetapi ketika filtrate yang telah ditambahkan dengan 5ml larutan pati dan ditambahkan lagi dengan larutan I2 berlebih maka yang awalnya berwarna biru ungu akan menjadi warna biru ungu pekat pada kacang yang telah direndam 24 dan 36 jam, mulai pada menit 0-30.

VII.          Kesimpulan
-      semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim.
-      Jika tidak ada enzim atau aktivitas enzim terganggu maka reaksi  metabolisme sel akan terhambat sehingga pertumbuhan sel juga terganggu.
-      Aktivitas enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu suhu; pH dan keasaman; konsentrasi substrat, enzim, dan kofaktor; inhibitor enzim; serta toksik enzim.
-      Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.
-      Enzim yang bekerja di dalam sel disebut enzim intraseluler, misalnya enzim katalase yang berfungsi memecah senyawa-senyawa berbahaya. Sementara enzim yang bekerja di luar sel, disebut enzim ekstraseluler.
-      Enzim-enzim tersebut mengendalikan reaksi biokimia, seperti respirasi, pertumbuhan, perkecambahan, fotosintesis, pencernaan, dan lain-lain.

VIII.       Daftar Pustaka
http://intannursiam.wordpress.com/tag/pengaruh-suhu-terhadap-kerja-enzim/


























Tidak ada komentar:

Posting Komentar